Interactive Learning Module For Students With Dyslexia

Sekitar 10-15% anak di seluruh dunia mengalami gejala linguistic disorder/ learning difficulties yang menyebabkan mereka tidak dapat menikmati kegiatan mendongeng. Disleksia merupakan salah satu spektrum kesulitan belajar yang disebabkan adanya masalah pada otak manusia dalam memproses stimuli yang berpengaruh pada kemampuan dalam mengenali huruf, mengeja kata, dan memaknai kalimat. Selain itu, mereka juga mengalami visual perceptual distortion dimana mereka melihat huruf seperti berbayang, bertumpuk, mengabur, bergoyang, berputar, menari, berlompatan, dan bahkan keluar dari kertas. Hal ini membuat kegiatan membaca menjadi sangat sulit dan menimbulkan stres atau bahkan depresi pada anak. Penelitian ini merupakan tahap kedua dari rangkaian penelitian tentang disleksia, dimana penelitian pertama telah menghasilkan output berupa comparative study layout guidelines dalam mempermudah anak dengan disleksia dalam membaca. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menerapkan hasil penelitian pertama dan mengujicobakannya ke dalam media berupa interactive learning modules yang terdiri dari buku dan board game untuk membantu anak tingkat SD dengan disleksia dalam belajar. Untuk mencapai objektif ini, penulis menggunakan metode kualitatif yang berfokus pada peningkatan experience anak dalam belajar melalui metode participatory design. Luaran dari penelitian ini akan didaftarkan HKI dan dipublikasikan di Indonesia dan Malaysia bekerjasama dengan Gramedia dan Taylor’s University, selaku mitra penelitian ini.