Pengembangan Sistem Manajemen Energi di Kampus Universitas Multimedia Nusantara.

Energi merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang aktifitas manusia. Seiring dengan pertumbuhan populasi dan ekonomi, kebutuhan energi juga semakin meningkat dari tahun ke tahun. Sampai saat ini Indonesia masih menghadapi persoalan dalam mencapai target pembangunan bidang energi, terutama ketergantungan masyarakat terhadap penggunaan energi fosil terutama minyak bumi. Tingginya konsumsi energi fosil tersebut diakibatkan oleh subsidi yang diberikan oleh pemerintah, sehingga harga energi menjadi murah, dan mengakibatkan masyarakat menggunakan energi secara tidak efisien. Di sisi lain, Indonesia menghadapi penurunan cadangan energi fosil yang terus terjadi dan belum dapat diimbangi dengan penemuan cadangan baru. Untuk itu, gerakan peningkatan kesadaran
masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi energi secara efisien sangat diperlukan, dan khusus untuk sektor bangunan dan komersial, masih terdapat potensi penghematan konsumsi energi sebesar 20 – 35%. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangakan sistem manajemen energi di Kampus Universitas Multimedia Nusantara. Dari penerapan sistem manajemen energi ini, diharapkan pihak kampus mampu menerapkan sistem manajemen energi yang berkelanjutkan dengan melibatkan partisipasi seluruh civitas akademika, sehingga pada akhirnya efisiensi energi bisa menjadi budaya di Kampus Universitas Multimedia Nusantara. Adapun tahapan penelitian yang akan dilakukan meliputi tahap persiapan, yaitu melakukan assement awal terhadap kondisi kampus Universitas Multimedia Nusantara,
utamanya mendapatkan komitmen dari manajemen puncak dalam mendukung program ini. Selanjutnya dilakukan Awareness Training guna memberikan pemahaman terkait konsumsi energi dan biaya energi, serta memberikan gambaran terkait system manajemen energi yang akan dibangun. Tahapan selanjutnya adalah pengumpulan data dan analisis yang bertujuan untuk mengetahui kinerja energi gedung saat ini, dilanjutkan dengan tahap rekomendasi dan
pembuatan rencana tindak. Pada fase ini, penelitian akan dilakukan selama 10 bulan, tanpa meninggalkan kaidah bahwa sistem manajemen energi adalah suatu proses yang sifatnya berkelanjutan. Luaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah terbetuknya landasan awal dalam pengembangan sistem manajemen energi di Kampus Universitas Multimedia Nusantara, yang menjamin terjadinya peningkatan kinerja energi secara kontinyu. Dari hasil assessment awal diperoleh informasi bahwa manajemen puncak sudah memiliki komitmen yang kuat dalam menerapkan sistem manajemen energi, ditambah dengan motivasi bahwa Universitas Multimedia Nusantara memiliki berbagai prestasi dan penghargaan terkait gedung hemat energi baik di tingkat nasional maupun internasional. Upaya-upaya konservasi energi juga telah dilakukan, seperti menaikkan temperature air sistem pendingin, serta instalasi lampu menggunakan sumber energi surya. Dalam penelitian diperoleh informasi bahwa penggunaan meter listrik untuk gedung C dan D sudah terpisah, namun, hanya mencatat penggunaan energi untuk pencahayaan, unit fan pendingin (Fan Cooling Unit), lift dan peralatan lain seperti computer. Untuk pencatatan konsumsi listrik sistem pendingin terletak pada sistem meter yang terpisah, yaitu kWh Chiller 1 dan kWh Chiller 2, sehingga sulit untuk mengetahui aktual penggunaan total listrik untuksatu gedung. Selain itu, jika tidak ada pemisahan kWh meter untuk masing-masing gedung, akan sulit untuk mengukur seberapa besar penghematan energi yang terjadi ketika ada upaya-upaya penerapan konservasi energi. Hal lain yang memberikan pengaruh besar terhadap konsumsi energi adalah efektifitas penggunaan ruangan. Dalam hal ini, didapatkan bahwa untuk gedung B, didapatkan rata-rata penggunaan ruangan dalam 1 hari adalah 62%, gedung C adalah 64,3%, dan gedung D adalah 53%. Di sisi lain, chiller tetap mensuplai udara dingin untuk ruangan-ruangan yang tidak terpakai, sehingga hal ini menjadi potensi pemborosan energi. Pengaturan penggunaan ruang yang efektif adalah hal penting yang perlu diterapkan agar energi bisa digunakan secara efisien. Dalam hal menghemat energi, terdapat prinsip untuk tetap mempertahankan kenyamanan. Dari hasil pengukuran, diperoleh rata-rata suhu ruangan di gedung B adalah 25,2oC, gedung C adalah 26,2oC dan gedung D adalah 24,9oC, di mana nilai ini sudah sesuai dengan batas kenyamanan yang disarankan di dalam Standar Nasional Indonesia. Rata-rata tingkat pencayahaan yang diperoleh dari hasil pengukuran adalah 392,5 lux untuk gedung B, gedung C adalah 139 lux, dan gedung D adalah 256,4 lux. Untuk gedung B dan gedung D sudah memenuhi nilai yang disarankan di dalam Standar Nasional Indonesia yaitu sebesar 250 lux untuk ruang kelas.Beberapa saran dan rekomendasi yang bisa diberikan guna mencapai perbaikan kinerja energi yang berkelanjutan antara lain adalah :
Manajerial
 Pembuatan Kebijkan Energi
 Pembentukan Tim/Gugus Tugas Energi
 Sertifikasi Manajer Energi
 Melakukan sosialisasi melalui media komunikasi dan pelatihan peningkatan kesadaran
(awareness training) secara berkala, baik untuk mahasiswa maupun dosen dan
karyawan
 Membuat sarana dokumentasi dan komunikasi yang efektif dalam menunjang
implementasi sistem manajemen energi
Teknikal

 Melakukan Pengaturan posisi kWh meter, sehingga konsumsi energi total masing-
masing gedung dapat diketahui, dan akan mempermudah membuat rencana aksi

(action plan) guna terwujudnya efisiensi energi
 Memperbaiki sistem pencatatan konsumsi energi untuk masing-masing gedung,
sehingga indeks kinerja energi masing-masing gedung dapat diketahui
 Membuat standar prosedur operasi (SOP) untuk dalam hal pengoperasian peralatan
pengguna energi terbesar
 Membuat jadwal pemeliharaan untuk peralatan pengguna energi terbesar
 Melakukan audit energi awal (walk through) guna memperoleh gamabaran umum
potensi penghematan energi
 Dalam hal pengembangan gedung, sarana dan prasarana kampus, perlu
mempertimbangkan disain peralatan yang hemat energi
 Perlu pemasangan sub-meter untuk pengukuran konsumsi listrik, sehingga informasi
terkait konsumsi energi lebih akurat, dan manajemen penggunaan energi bisa lebih
baik.