Which Values Are Relevant In Explaining Attitude And Behavior Towards Sustainable Apparel? – Evidence From Young Adults In Indonesia

Di balik potensinya yang tinggi, industri fashion terutama industri tekstik dan produk
tekstil (TPT) dianggap sebagai salah satu industri yang paling merusak lingkungan. Hal ini
terjadi karena semakin meningkatnya tren fast fashion yang proses pembuatannya cenderung
tidak memperhatikan kondisi lingkungan. Sebagai bentuk kekhawatiran akan kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh fast fashion, mulai banyak pelaku bisnis yang mengeluarkan
produk slow fashion. Produk ini dianggap dapat menjadi solusi untuk kondisi lingkungan yang
semakin memburuk. Sayangnya, minat konsumen untuk produk slow fashion ini masih rendah.
Hal ini sangat disayangkan karena sukses atau tidaknya industri slow fashion dalam
mengurangi dampak lingkungan sangat tergantung pada konsumen. Oleh karena itu, penting
untuk mengetahui faktor apa yang dapat mendorong konsumen untuk mengkonsumsi produk
pakaian yang lebih ramah lingkungan. Penelitian ini mengeksplorasi motivasi konsumen dalam
memutuskan untuk membeli produk pakaian ramah lingkungan dengan mengaplikasikan
extended theory of planned behavior, dimana variable tambahannya adalah altruistic, egoistic,
dan biospheric values. Penelitian ini melibatkan 500 responden yang pernah menggunakan
produk fashion ramah lingkungan. Data yang telah terkumpul akan dianalisis dengan
menggunakan partial least square.