An Approach To Sensory Branding On Guest Journey Mapping In A Blended Residential Environment Of Co-Working Space And Co-Living (Kajian Sensory Branding Pada Guest Journey Mapping Di Lingkungan Hunian Perpaduan Co-Working Space Dan Co-Living)

Konsep co-working space dan co-living merupakan cara untuk mengakomodir kebutuhan generasi Y (milenial) hingga generasi Z dalam hal bersosialisasi melalui pengayaan dalam lingkungan komunitas yang sarat dengan berbagai potensi kolaborasi intelektual dan kreatif, sebagai alternatif perkantoran non konvensional yang efektif dan bisa menjadi solusi praktis bagi pekerja mandiri dan pengusaha kecil menengah (UMKM) yang saat ini semakin bermunculan. Di awali dengan proses line extension brand strategy sebuah brand hunian hotel bertema tematik yang memadukan konsep co-working space & co-living. Simulasi guest journey mapping kemudian dibuat untuk membantu menentukan fasilitas yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing jenis pengguna, sedangkan kerangka kerja sensory branding diterapkan sebagai cara untuk membantu mendefinisi pemilihan item-tem perancangan secara spesifik dan memiliki efek maksimal dalam membangun brand experience yang komprehensif, agar jenis properti seperti ini menjadi semakin relevan dengan tujuan di atas dalam era menuju masyarakat berbasis komunitas, khususnya dalam industri hospitality. Metode penelitian yang akan ditempuh adalah deskriptif kualitatif yang melibatkan studi literatur terhadap Brand Guidelines FRii Hotels, co-working space, co-living, customer journey atau guest journey mapping, serta sensory branding, kemudian melakukan observasi partisipatif di beberapa lokasi co-working space dan co-living di sekitar Jabodetabek. Penelitian ini memanfaatkan data kualitatif dengan penggambaran sejarah deskriptif untuk menganalisis peristiwa, fenomena, atau keadaan sosial. Luaran yang dicapai adalah publikasi ilmiah baik dalam jurnal maupun dalam konferensi atau seminar, selain itu juga diharapkan dapat berkontribusi dalam memberikan insight bagi para calon stakeholder dalam bisnis hospitality salah satunya dalam menentukan fasilitas-fasilitas yang tepat guna namun juga cost efficient serta upaya untuk membangun brand experience yang komprehensif sehingga positivity rate pengelolaan dan penggunaan jenis properti seperti ini semakin meningkat seiring dengan meningkatnya pula bisnis UMKM, startup, maupun jumlah independent task force di Indonesia.