User Experience Pada Virtual Art Exhibition

Virtual Exhibition (VE) bukan hal yang baru. Sejak awalkemunculannya, VE dianggap menjadi sarana potensial untuk menampilkan seni, karena mampu menjamah penimkmat seni bahkan masyarakat awam yang memiliki keterbatasan mengunjungi galeri atau pameran secara
fisik. Namun, beberapa riset yang pernah dilakukan sebelumnya menunjukan bahwa dibalik potensi yang dimiliki VE masih terdapat masalah fundamental yang hingga saat ini belum teratasi. Di Indonesia sendiri, VE baru muncul kepermukaan dan ramai diperbincangkan sejak munculnya pandemi covid-19 yang seidkit banyak mempengaruhi ekosistem seni. VE mendorong ekosistem seni tetap berjalan dengan berbagai macam keterbatasan. Dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara terhadap pelaku dan penyelenggara seni, kuesioner terhadap penikmat seni dan studi perbandingan terhadap 3 VE yang dipilih berdasarkan penyelenggara, komunitas seni, pemerintahan, dan institusi pendidikan. Objektif dari penelitian ini adalah untuk melahirkan rekomendasi VE sebagai alternatif ruang seni dengan menerapkan gamification sebagai media informasi dan edukasi bagi semua kelompok masyarakat).