Hubungan Sistem Sosial, Tradisi, Dan Daur Hidup Terhadap Keberlangsungan Bentuk Dan Tatanan Arsitektur Dan Desa Di Kasepuhan Ciptagelar

Arsitektur berkelanjutan telah mengakar pada budaya di Indonesia melalui kehadiran Arsitektur Vernakular yang masih berlangsung sampai saat ini. Kasepuhan Ciptagelar sebagai salah satu Suku Sunda yang mempertahankan cara hidup dan bermukim melalui kontrol dan patuh pada adat dan kepercayaan nenek moyang. Hukum adat dan kepercayaan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar selalu mengutamakan pelestarian alam, penggunaan material ramah lingkungan, pelestarian bentuk bangunan hasil adaptasi lintas generasi, perlindungan alam, pola keruangan, dan pola sosial. Adat dan kepercayaan terwujud melalui kegiatan sehari-hari dan acara-acara terkait dengan pertanian dan daur hidup manusia. Kebiasaan dan acara-acara khusus menentukan tatanan ruang dalam arsitektur dan desa, sehingga bentuk dan sistem sosial memiliki korelasi kuat. Metode penelitian menggunakan kualitatif deskriptif dengan melakukan pemetaan arsitektur dan pola desa sampai keseharian dan kepercayaan masyarakat Kasepuhan Ciptagelar. Observasi dan wawancara tentang keseharian dan tradisi juga difokuskan agar terlihat cara penggunaan ruang dalam rumah sampai desa. Dan, daur hidup mulai dari lahir, sekolah, kerja, menikah, dan meminggal dicatat dan dipetakan ke dalam ruang-ruang arsitektur dan desa yang sudah terbentuk. Pengolahan data dalam bentuk gambar dan deskripsi dengan hasil akhir gambaran tentang kehidupan tradisi, sosial, dan daur hidup Kasepuhan Ciptagelar yang memengaruhi keruangan dan keberlanjutan dalam arsitektur. Harapan akhir dari penelitian ini adalah pemahaman kearifan lokal mulai dari cara hidup sampai bentuk prinsip – prinsip arsitektur berkelanjutan untuk diterapkan pada rancangan terkini arsitektur berkelanjutan.