Pengaruh Internal Brand Management terhadap Job Satisfaction, Brand Commitment, dan Intention to Stay Telaah pada Karyawan Gen Y Industri Perbankan di Pulau Jawa

Persaingan di dunia bisnis kini semakin ketat dengan diberlakukannya Masyarakat Ekonomi ASEAN,
selain itu juga perkembangan teknologi yang sangat digandrungi berbagai sektor. Saat ini, semakin
banyak pula bermunculan bisnis-bisnis baru yang diinisiatif oleh penggerak bisnis, tidak terkecuali di
Indonesia. Bisnis baru yang akrab disebut sebagai startup pun memiliki kelasnya tersendiri. Empat
perusahaan start-up Indonesia berhasil menyandang unicorn status unicorn atau memiliki valuasi di atas
USD1 miliar. Keempatnya yakni Go-Jek, Traveloka, Tokopedia dan Bukalapak.
Salah satu tantangan dari industri saat ini adalah sulitnya mencari sumber daya manusia yang
berkualitas, tangguh, dan adaptif. Selain itu, data penelitian Gallup tahun 2016 juga menunjukkan
tingkat engagement karyawan di Indonesia yang memiliki nilai yang terbilang rendah, yaitu sekitar
13%, di mana 87% lainnya merasa tidak engage dengan perusahaan. Sebuah survei menunjukkan bahwa
karyawan yang engaged dengan organisasi mampu menghasilkan financial performance empat kali lipat
dibanding dengan organisasi yang memiliki poor engagement.
Employee turnover adalah fenomena kompleks yang secara luas didefinisikan sebagai keputusan
karyawan untuk menghentikan peran mereka di organisasi tempat mereka bekerja. Dampak dari
perputaran karyawan dapat berupa fungsional atau disfungsional bagi organisasi. Dampak fungsional
terjadi ketika karyawan yang kurang kompeten meninggalkan organisasi, atau ketika karyawan yang
mudah diganti meninggalkan sebuah organisasi. Sedangkan, dampak disfungsional terjadi ketika
karyawan berkinerja baik meninggalkan organisasi (Allen et al., 2010). Selain itu, tingginya tingkat
turnover di perusahaan memberikan banyak kerugian bagi perusahaan baik dari sisi finansial maupun
non-finansial.
Angkatan kerja saat ini didominasi oleh Gen Y. Generasi Y memiliki karakter yang berani menyatakan
perbedaan pendapat, semangat belajar dan rasa ingin tahu yang tinggi, serta energy yang besar dalam
berkarya. Lewat bantuan teknologi, generasi Y memiliki kesempatan exposure yang lebih untuk melihat
tiap sudut di dunia. Di samping sisi positif tersebut, ada pula sisi negative yang dimiliki generasi Y,
yaitu karakter yang cenderung menuntut, tidak sabar, cara komunikasi yang kurang proporsional, acuh,
tidak merasa bersyukur, egosentris, individualisme yang tinggi, dan mudah bosan.
Hal-hal tersebut menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan-perusahaan saat ini untuk dapat
mengelola generasi Y. Terlebih lagi, tenaga kerja merupakan aset yang sangat berperan dalam mencapai
tujuan organisasi. Para perusahaan berkompetisi untuk mendapatkan tenaga kerja yang terbaik. Dengan
potensi yang dimiliki oleh generasi Y, kreativitas yang tinggi, rasa ingin tahu, dan keinginan untuk
belajar yang dimiliki, generasi Y dapat menjadi aset yang baik untuk membantu perusahaan
menghadapi persaingan dalam industri saat ini.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan adanya pengaruh dari variabel job satisfaction dan
affective commitment terhadap work engagement, dan work engagement terhadap career commitment,
kemudian pengaruh antara career commitment terhadap intention to stay pada karyawan Gen Y yang
bekerja di start up (unicorn) di Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan teknik sampling nonprobability, khususnya
judgemental sampling. Pengumpulan data diperoleh dari proses penyebaran kuesioner, in-dept
interview, dan focus group discussion pada karyawan Gen Y yang bekerja di start up (unicorn) di
Indonesia yang berhasil memenuhi kriteria yang ditentukan penulis sebelumnya. Data yang terkumpul
kemudian dianalisis dan diolah menggunakan Structural Equation Modeling (SEM). Luaran yang
ditargetkan dari penelitian ini adalah jurnal internasional.