Terdapat ketimpangan yang cukup signifikan di industri pertanian, dimana jumlah petani mengalami penurunan dan didominasi usia tua sementara kebutuhan akan konsumsi bahan pangan terus meningkat. Beberapa masalah yang dihadapi petani antara lain dalam hal marketing, teknologi, dan permodalan. Untuk mengatasi masalah permodalan, saat ini terdapat beberapa alternative permodalan yang didukung dengan perkembangan teknologi internet, salah satunya adalah platform crowdfunding. 
Platform crowdfunding berperan sebagai perantara yang mengumpulkan pendanaan dari pemberi dana (lender) lalu menyalurkannya kepada petani. Untuk dapat menjalankan fungsinya sebagai penyedia alternatif permodalan bagi petani, platform crowdfunding tentunya memiliki strategi yang berbeda-beda dalam pengelolaan dana yang telah dikumpulkan dari lender. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sistem pengelolaan dana yang efektif bagi platform crowdfunding dan untuk mengevaluasi dampak dari pendanaan melalui platform crowdfunding bagi petani dan bagi pemberi dana. 
Penelitian ini akan menggunakan metode penelitian kualitatif dengan membandingkan sistem pengelolaan dana dari 3 platform crowdfunding dan mengevaluasi dampak dari pendanaan yang diberikan dari sisi petani dan dari sisi pemberi dana. Sample yang digunakan adalah kelompok tani di D.I. Yogyakarta.