KABAR-KABAR KEBENCIAN DI MEDIA SOSIAL ( STUDI NETNOGRAFI GROUP FACEBOOK AKSI BELA ISLAM 212 )

Media social  ibarat pisau bermata ganda, di satu sisi tajam membantu manusia menyelesaikan tugasnya dengan baik, namun disisi lain mampu mengiris dan melukai tangan sipemakainya tanpa ampun. Begitu pula media social. Dalam penelitian ini peneliti hendak melihat bagaimana kabar-kabar kebencian sekitar kasus Ahok yang sangat memprihatinkan.

Kabar bohong atau hoax beredar di dunia maya, disebar dari satu akun ke akun lain, berpindah dari Facebook ke Twitter, Twitter ke WhatsApp grup, dan dalam beberapa jam - tanpa diketahui siapa yang pertama menyebarnya - pesan itu telah mengundang amarah atau rasa takut pengguna. Ini adalah kekhawatiran yang muncul belakangan, terutama setelah Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dituding melakukan penistaan agama - sebuah tuduhan masih diselidiki oleh kepolisian. Penelitian ini menggunakan metode netnografi hendak menguak bagaimana kabar-kabar kebencian ituu digambarkan di media social khusunya di group anti Ahok “ Bela Islam 212” sebagai komunitas facebook yang  disukai 80.013 orang. Adapun target capaian dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran  soal kabar-kabar kebencian dan bagaimana sebuah situs facebook menampungnya. Output dari penelitian ini adalah peuatan di jurnal internasional berakreditasi baik dan bisa disebarkan atau didesiminasikan ke berbagai pihak lewat karya ilmiah dalam prosiding.

Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah, dengan diperolehnya gambaran pengungkkapan kabar kabar kebencian 1) Didapatkan sebuah rekomendasi kebijakan yang dapat digunakan oleh pembuat kebijakan khususnya pemerintah untuk menyikapi hal tersebut. 2) bisa didapatkan model-model pemberitaan untuk mengkaunter kabar-kabar kebencian tersebut.