Jurnalisme memiliki ciri kekekalan, seperti halnya energi. Sebagai sebuah semangat,
jurnalisme tidak bisa hilang. Dia hanya akan berubah bentuk. Setelah mengalami masa emas di
era media cetak, jurnalisme bergerak ke wilayah penyiaran. Bahkan, kini jurnalisme mulai
memasuki era multimedia dengan internet sebagai tulang punggungnya.
Perubahan wujud jurnalisme itu bukan tanpa gejala. Paling tidak, gejala-gejaka itu
ditangkap oleh beberapa lembaga riset. Sebagai contoh, Reuters Institute Digital News Report,

sebagaimana dikutip oleh World Association of Newspapers and News Publishers (WAN-
IFRA), memperlihatkan bahwa jumlah warga negara maju yang menggunakan telepon seluler

untuk megakses berita semakin bertambah dari tahun ke tahun. Sebagai ilustrasi, sebanyak 52
persen warga Demnark telah menggunakan telepon seluler sebagai alat untuk mendapatkan
berita selama 2014. Jumlah itu lebih tinggi dari jumlah pada 2013 (43 persen) dan 2012 (32
persen). Berdasarkan laporan tersebut, tren peningkatan penggunaan telepon seluler dan gawai
lain sebagai alat untuk mencari berita juga terjadi di Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris.