STUDI ANALISIS KUANTITATIF: TEKNIK PROPAGANDA MEDIA DALAM KONFLIK LAUT CINA SELATAN

Hubungan bilateral Indonesia-Cina merupakan hal fundamental dalam implementasi
kebijakan luar negeri Indonesia yang dikenal dengan Poros Maritim Dunia. Meskipun
demikian, Indonesia tidak bisa memungkiri bahwa sebagian besar wilayah konflik Laut Cina
Selatan dalam nine-dash line (9DL) memiliki tumpang tindih wilayah dengan wilayah
Indonesia. Konflik terbuka pada tahun ini antara Indonesia dan Cina menuai protes keras dari
Indonesia yang disampaikan melalui protes resmi langsung ke kedutaan besar Cina di
Indonesia. Dari sisi komunikasi, hal ini dianggap penting karena media dan sistem politik
internasional merupakan sebuah simbiosis yang menghubungkan dan membentuk pandangan
terhadap isu tersebut. Pandangan tersebut salah satunya dibentuk oleh propaganda media
massa. Dalam studi komunikasi internasional, teknik propaganda media terbagi menjadi
delapan, yaitu name calling, glittering generality, transfer, plain folks, testimonial, selection,
bandwagon, dan frustration scapegoat. Penelitian ini akan memetakan teknik propaganda
yang digunakan oleh media massa dari Indonesia dan Cina, yaitu Harian Kompas dan Kantor
Berita Xin Hua. Metode penelitian yang digunakan adalah analisis isi kuantitatif dalam
periode 30 Mei hingga 30 Juli 2016.