Menguak Budaya Represif Sunat Perempuan (Studi Kritis Ritual Sunat Sifon oleh Suku Atoni Pah Meto di Provinsi Nusa Tenggara Timur)

Keragaman etnis dan budaya yang dimiliki Indonesia dapat menjadi berkat atau kutuk. Berkat karena membawa keuntungan sosial-ekonomi; kutuk karena melanggengkan nilai-nilai yang diskriminatif dan merugikan pihak tertentu, seperti kaum perempuan. Ritual budaya sebagai sebuah bentuk komunikasi ekspresif biasanya dilakukan secara kolektif oleh suatu komunitas penghayat budaya dalam beragam manifestasi yang tampak. Tujuannya untuk mengikat identitas kolektif pada tradisi yang dialih-wariskan komunitas budaya tersebut. Tradisi ritual sunat Sifon yang dipraktekkan komunitas budaya etnis Atoni Pah Meto di NTT turut mengkonstruksi pemarjinalan perempuan sehingga menimbulkan ketimpangan gender. Penelitian ini akan mengkaji mengenai budaya represif dalam tradisi ritual sunat Sifon yang mengobjekkan tubuh perempuan dan merendahkan martabat kaum perempuan. Penelitian berfokus pada (1) upaya mengidentifikasi peran perempuan dalam upacara Sunat Sifon, (2) mengidentifikasi bagaimana upacara sifon membentuk konstruksi identitas perempuan di masyarakat, dan (3) mengidentifikasi bagaimana relasi kuasa dan budaya represif terjadi dalam upacara Sunat Sifon. Kajian ini menggunakan kerangka kerja penelitian etnografi feminis dengan paradigma kritis, yang melihat bagaimana sistem kekuasaan, prestise, privilese dan otoritas digunakan untuk memarjinalkan individu yang berasal dari kelas, ras, dan gender yang berbeda. Etnografi feminis mendekonstruksi asumsi-asumsi patriarki untuk mengetahui lebih jauh pihak–pihak mana yang terlibat (khususnya perempuan), dalam aktivitas budaya apa, dan dalam kondisi seperti apa. Dalam penelitian ini, kelompok yang diperjuangkan adalah wanita pelaku ritual sunat Sifon. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observer participant, dan studi dokumen. Luaran yang ditargetkan adalah sebuah artikel dalam jurnal kajian budaya/komunikasi antarbudaya yang bereputasi internasional
(terindeks Scopus Q2) dan jenis skema penelitiannya penelitian unggulan (multiyears).