PERANCANGAN LAYOUT GUIDELINES BUKU UNTUK ANAK DENGAN DISLEKSIA

Buku adalah media yang sangat erat hubungannya dengan perkembangan psikologi,
kognisi, imajinasi, dan afeksi pada anak. Namun, sekitar 10-15% anak di seluruh dunia
mengalami gejala linguistic disorder/ learning difficulties yang menyebabkan mereka tidak
dapat menikmati kegiatan mendongeng. Disleksia merupakan salah satu spektrum kesulitan
belajar yang disebabkan adanya masalah pada otak manusia dalam memproses stimuli yang
berpengaruh pada kemampuan dalam mengenali huruf, mengeja kata, dan memaknai kalimat.
Selain itu, mereka juga mengalami visual perceptual distortion dimana mereka melihat huruf
seperti berbayang, bertumpuk, mengabur, bergoyang, berputar, menari, berlompatan, dan
bahkan keluar dari kertas. Hal ini membuat kegiatan membaca menjadi sangat sulit dan
menimbulkan stres atau bahkan depresi pada anak.
Penelitian ini akan terbagi menjadi tiga tahap utama, dimana penelitian ini merupakan
tahap pertama dari rangkaian tersebut. Pada penelitian ini, penulis merancang layout guidelines
buku untuk anak-anak dengan disleksia yang kemudian akan diaplikasikan pada berbagai
media buku, baik fisik maupun digital. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
memfasilitasi anak-anak berusia 3-7 tahun yang mengalami disleksia agar dapat menikmati
kegiatan membaca dan mendongeng seperti teman sebayanya. Beberapa penyesuaian
dilakukan, baik dari segi typeface, spacing, alignment, warna, ilustrasi, diksi, susunan kalimat
dan layout. Untuk mencapai objektif ini, penulis menggunakan metode pendekatan
participatory design/ co-design yang bertitik berat pada partisipasi aktif dari individu dengan
disleksia dalam proses prototyping dan user test. Luaran dari penelitian ini adalah berupa
layout guidelines for dyslexia yang akan didaftarkan, diterbitkan, dan disebarkan melalui
asosiasi disleksia di Indonesia. Hasil dari penelitian pertama ini akan dikembangkan menjadi
buku dongeng fisik, digital, dan dianalisis pada penelitian selanjutnya.