Model Pengarsipan Foto Jurnalistik Analog ke Digital: Studi Kasus Harian Kompas dan Majalah Tempo

Foto-foto jurnalistik adalah aset informasi bersejarah yang penting bagi peradaban manusia.
Sebelum era digital, foto berupa imaji yang tersimpan dalam lembaran cetak atau film seluloid
yang kita kenal sebagai foto analog. Jenis foto ini bukanlah data, melainkan fisik barang yang
membutuhkan tempat untuk mengelolanya. Selain masalah volumenya yang memerlukan
tempat lebih besar, perlu tata kelola peletakan berdasarkan urutan waktu dan peristiwa, foto
analog juga memiliki batas usia hingga akhirnya pudar, hilang, atau hancur beserta fisiknya.
Pada penyimpanan yang baik secara temperatur dan kelembaban, gambar di dalam film masih
bisa terlihat pada usia 100 tahun. Saat itu gambar telah mengalami penurunan yang signifikan
dari sisi kualitas, yaitu pencahayaan; ketajaman; dan warna. Dengan realitas ini maka
digitalisasi atau pengarsipan foto analog ke dalam format digital perlu dilakukan sebagai
penyelamatan dokumen. Kompas mewakili surat kabar dan Tempo sebagai majalah melakukan
digitalisasi tersebut. Digitalisasi melalui serangkaian tahapan yaitu pengumpulan foto, seleksi,
pengumpulan sumber tertulis, inspeksi, inventaris, persiapan material dan alat pemindai,
pemindaian, pendataan atau pengkatalogan. Tantangan dihadapi oleh tim digitalisasi dan editor
foto dalam tahapan-tahapan tersebut karena keterbatasan waktu, pengalaman, teknologi, dan
pola penyimpanan arsip film yang terpisah pada tiap jurnalis foto. Penelitian ini menjabarkan
proses digitalisasi tersebut beserta tantangan yang dihadapi oleh tim dan editor, serta cara
mengatasinya.